Rabu, 23 Desember 2015

Kultum Tentang Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Dakwah)


Alasan Dakwah 1: Iman Kepada Allah

Landasan kita berdakwah adalah iman kepada Allah SWT. Iman artinya percaya, seratus persen, full, bukan sembilan puluh sembilan persen, bukan enam puluh tujuh persen apalagi empat puluh satu persen. Iman yang full, penuh, akan melahirkan sikap yang benar. Apa kata Allah, itu kata kita dan itulah yang kita perbuat. Kalau Allah bilang A, kita juga bilang A dan kita lakukan yang A; bila Allah bilang B, kita juga ikut bilang B dan kita raih yang B.

Kita tidak ragu mengiyakan dan tidak khawatir berbuat sebab yang berpesan dan yang memerintah adalah sumber keyakinan kita,yang memberi kita hidup, Al Khaliq;yang memberi kita makan dan minum, pakaian dan tempat berlindung, Ar Rozzaq; yang mengobati kita di kala sakit, As Syifa; yang mengamankan kita dari bahaya; Al Amin. Dialah Tuhan kita, robbuna; Raja kita, malikuna; Penggenggam Alam, rabbul ‘alamin; Pemilik Arsy Yang Agung; zul arsyil ‘azim.

Mari kita simak sejenak, Dia Yang Gagah Perkasa itu berpesan kepada kita, “Serulah manusia ke jalan-Ku.” Jika kita percaya perintah Allah ini, kita akan segera terjun ke kancah dakwah. Jika kita percaya, sikap yang terbaik kita adalah merendahkan diri hati sambil berkata sami’na wa atho’na... kami dengar dan kami taati.

Hati yang percaya adalah hati yang tentram dan nyaman mendengarkan pesan-pesan dari Tuhannya. Hati yang percaya adalah hati yang penuh, full, akan cinta. Tak butuh seribu alasan, hanya satu saja kemauannya, mengikuti perintah Allah.

Alasan Dakwah 2: Mengikuti Jalan Lama

Jalan ini adalah jalan lama, sebagaimana jalan yang pernah dilewati oleh moyang kita terdahulu: Adam sang penghulu risalah; Nuh, dai yang mendakwahi tauhid siang dan malam; Ibrahim sang penghancur berhala; Musa, penantang raja zolim; Daud, raja kuat yang taat; Luth, penantang homo sexual; Isa, dai yang penyantun penuh kasih sayang; dan masih banyak nabi dan rasul lainnya 'Alaihimussalam, selamat untuk mereka semua yang telah melewati jalan yang sama, mereka semua adalah da'i.

Begitu juga Rasulullah Saw. telah memilih jalan lama ini sebagai jalan hidup, 
“Katakan wahai Muhammad, ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutku, mereka menyeru kepada Agama Allah...” (QS. Yusuf 12: 108)

Lihatlah kekasih kita yang mulia itu, sangat cinta kepada umatnya, kita. Beliau saw tidak hanya memikirkan diri sendiri dan juga tidak berdakwah sendiri tapi juga ingin mengajak para sahabatnya ikut serta. Dan beliau juga mengajak kita, menjadi teman sepanjang jalan dakwah.

Jalan ini adalah jalan lama, jalan orang-orang yang bijak terhormat. Karena mereka berdakwah, mereka mendapatkan salam, solawat dan rido Allah. Karena menempuh jalan dakwah, mereka mendapatkan cinta Allah.
"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu benar-benar mencintai Allah SWT, ikutilah jalanku..." (Qs. Ali-Imran [3]: 31)
Wahai! Dengarkanlah petuah dari teladan kita itu, ikutilah jalannya. Jadilah da'i. Bila kita mencontoh langkah beliau, kita telah mengambil jalan yang benar. Bila kita ikuti jalan orang-orang mulia terdahulu, para nenek moyang kita yang sholeh itu, kita akan selamat. Bila kita tempuh jalan dakwah ini, kita akan dicintai Allah.

Telah banyak jalan terbentang. Setiap jalan ada pengikutnya. Dan setiap jalan ada ujungnya. Jalan Rasulullah saw. ujungnya surga. Siapa yang mengikutinya, pasti sampai kesana. Insyaallah.

Dan jangalah ikuti jalan-jalan lain itu, jalan yang dapat menyesatkan kita. Telah banyak tokoh-tokoh sejarah yang menolak untuk berdakwah dan malah menantang dakwah, akhirnya mereka binasa. Fir,aun, Qorun, Haman, Namrud, Abu Jahal, Abu Lahab, Kaum Saba', Kaum Sodom, Kaum 'Ad dan banyak lagi tokoh dan kaum durhaka yang binasa. Sekarang bekas azab yang menimpa mereka dan tanah kediaman mereka dapat kita lihat buktinya di beberapa tempat di sekitar Arab, Syam dan Mesir.

Sekarang tinggal kita yang memilih, mau selamat atau binasa. Semoga Allah menunjuki kita ke jalan yang lurus.

Baca Juga: Kumpulan Materi Kultum Singkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar